Sungguh demikian risaunya beliau dengan kita hingga menjelang wafat yang teringat bukan keluarga dan anak-anaknya tapi kita umatnya untuk selalu menjaga solat dan lisan. lalu sudahkah saat ini dan sampai saat ini pesan ini masih kita ingat dan lakukan. dan sungguh ingin berkata jujur pesan ini kadang masih sering terlalaikan, baik dari segi waktu bahkan dalam solat dan sesudah solatpun kita masih lalai, kadang didalam hati bertanya-tanya kenapa solat kita selama ini seolah hanya menjadi rutinitas kewajiban belaka, tampa terasa roh dan manisnya.
Saat inilah saatnya karena memang belum terlambat, untuk kembali menjaga dan memelihara solat kita, mulai dari menjaga waktu, menjaga bacaan, menjaga gerakan-gerakannya...karena dari penjagaan dan pemeliharaan inilah khusuknya solat akan terasa, dan akan bertambah manis sekaligus mempunyai roh dalam kehidupan kita. sungguh solat akan menjadi roh dalamkehidupan kita sekaligus akan memberikan pengaruh nyata dalam kehidupan kita apabila kita mau dan mampu menjaganya.
- Pertama solatlah dengan otak kita....kenapa demikian didalam otak kita punya fikiran jadi solatlah dengan fikiran kita, berfikirlah kalau kita itu sedang solat bukan yang lain-lain.
- Kedua solatlah dengan hati...didalam hati ada perasaan yang akan memandu dan menuntun kita, rasakanlah...rasakanlah....jangan lagi perasaan kita ke yang lain.
- Ketiga perpaduan dari solat denga otak dan solat dengan hati akan mendatangkan keinginan untuk benar-benar memaknai apa yang kita baca, apa yang kita perbuat dan lakukan dengan semua geraka-gerakan dalam solat kita.
- Keempat jagalah solat setelah solat kita...dalam artian dari satu solat ke solat berikutnya segala tindak tanduk kita hendaklah dalam kaidah-kaidah dan aturan-aturanNya.
Yang tersisa dari sebuah peringatan Isra' Mi'raj 1429 H