Senin, 25 Agustus 2008

BALIMAU ...kok malah .......BALUNAU

Ramadhan sebentar lagi menyapa kita, lima hari lagi bulan tarbiyah dengan sejuta mega bonus dari sang khalik akan kita lalui dengan agenda ibadah dan tarbiyah mendunia yang akan membawa kita ke jenjang insan kamil dan mulia dengan sebuah titel dan jabatan istimewa "TAQWA" lalu sudah siapkah kita.....?
sebelum Ramadhan menjelang banyak mungkin dan pasti kalau sebenarnya kita sudah mempersiapkan segala trik dan agenda untuk menyonsong mega bonus tersebut(ini juga bagi mereka yang telah bersiap diri....yang belum ....ya ..kelaut aja....).
Saya teringat dengan sebuah agenda tradis dan budaya rutin masayrakat kita yang hampir disetiap pelosok negeri tercinta ini. agenda rutin dalam rangka tarhib/menyambut Ramadhan ini rutin di adakan bertajuk silaturahmi dan bermaafan dengan sesamanya, ataupun ziarah kubur mendoakan sanak famili yang telah mendahului. "BALIMAU" itulah salah satu istilah untuk tradisi ini sungguh indah ...sebuah budaya kebaikan dari banyaknya ajaran rasulullah sebelum menyambut ramadhan yang diaplikasikan umat islam di minang kabau dengan tradisi BALIMAU ini....

BALIMAU secara harfiah bisa diartikan dengan mandi dengan membasahi seluruh bagian kepala ataupun rambut, mungkin juga dapat diartikan dengan keramas, dan budaya balimau secara lahiriyahnya adalah memang mandi yang dilakukan sebelum ramadhan masuk, biasanya para orang tua kita dahulu memakai beberapa rempah yang saya sendiri lupa namanya apa...salai atau apa ya...? namun hikmah dan hakikat dari tradisi BALIMAU bukan pada mandinya, tapi lebih kepada hikmah pembersihan diri dan hati dari segala penyakit yang selama 11 bulan menjakiti...pribadi-pribadi kita, karena ramadhan adalah bulan yang suci dan mulia maka untuk memasukinyapun haruslah dengan fisik yang bersih hati yang suci pula.


Sungguh indah dan mulianya ajaran islam yang diaplikasikan dalam tradisi budaya BALIMAU ini, mungkin inilah wujud dari sekian banyak pesan baginda nabi lewat hadist-hadistnya dalam rangka menyambut ramadhan , bergembira dengan kedatangan ramadhan, mempersiapkan fisik dengan banyak berpuasa di bulan rajab dan sa'ban serta saling bermaafan sebelum ramdhan sebagaimana doa Jibril yang di aminkan baginda nabi menjelang memasuki ramadhan "YA Allah jangan Kau terima amalannya/puasa ramdhannya istri/suami yang belum minta maaf, anak kepada orang tuanya, dan orang yang belum memaafkan dengan tetanggnya." sungguh inilah sesungguhnya hikmah dan hakikat dari BALIMAU ini.

Tetapi ada yang sungguh sangat dilematis, memprihatinkan dan sangat meresahkan hati tradisi mulia ini beberapa tahun belakangan atau dari awalnya juga sudah ada...entahlah?, sampai mungkin ditahun ini BALIMAU malah dikotori dengan tindakan, perbuatan, kurenah, perangai umat islam sendiri...niatnya BALIMAU tapi malah BALUNAU.
BALUNAU secara makna adalah berkubang dengan kotoran atau lumpur, lalu apa hubunganya BALIMAU dengan BALUNAU, inilah yang kita lihat saat ini , BALIMAU yang secara hakikatnya adalah membersihkan lunau-lunau yang melekat di dan dalam diri, malah pas hari H BALIMAU untuk pembersihan malah semakin BALUNAU oleh maksiat dan dosa. maafkan kalau saya lancang menulis ini, tapi itulah kenyataannya yang kita lihat...BALIMAU malah jadi ajang kencan para generasi muda dengan berpergian ke tempat-tempat/objek wisata untuk menghabiskan hari tersebut dengan hura-hura, melalaikan dan menceburkan diri dalam kubangan lumpur maksiat....biasanya mereka akan berpergian berombongan atau dengan pasangan yang belum halal buat mereka, padahal besok akan berpuasa dan nanti malamnya adalah Tarawih perdana, inilah yang dilematis karena keasyikan dengan BALIMAU mereka malah lupa denga tujuan dan untuk apa BALIMAU ini dilakukan ...mereka malah asyik BALUNAU dan seolah lupa atau barangkali tidak tahu, dan bisa juga tidak mau tahu....karena pernah saya mendengar selentingan "Pueh-peuhan dulu besuak kito puaso lai"/"Puaskan dahulu karena besok kita akan berpuasa" apanya yang mereka ingin puas-puaskan ...berkubang lunau barangkali...nauzubillah.

Lalu apakah akan tetap dibiarkan budaya BALUNAU menjadi bagian tidak terpisahkan dari tradisi BALIMAU dai ranah tercinta ini. Akankah generasi kita akan tetap bertahan atau mungkin barangkali juga nilai-nilai budaya ABS_SBK yang digadang-gadangkan di negeri ini.

Di akhir tulisan ini saya teringat dengan dengan tradisi POTANG BALIMAU di sebuah daerah di kampung saya luhak nan bungsu lima puluh kota. Pangakalan tepatnya...disini budaya Balimau sudah dijadikan agenda tahunan pariwisata kabupaten liama puluh kota, bersyukurlah kalau memang peristiwa budaya tahunan memang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar baik secara materi duniawi barangkali, tapi apakah secara mental budaya ini dapat memberikan dampak positif sebelum ramadhan..?, memang acara ini bertajuk seliturahmi akbar masyarakat daerah tersebut bahkan dengan para perantau dari daerah tetangga provinsi Riau, karena memang lokasi daerah ini bertetangga langsung dengan provinsi kaya minyak tersebut. Harapan saya sebagai seorang anak negeri ini semoga Potang BALIMAU tidak di domplengi dengan POTANG BALUNAU...semoga

Sungguh BALIMAU adalah tradisi mulia untuk menyambut bulan mulia, bukannya malah BALUNAU dengan noda dan dosa.
lalu salahkah TAQWA yang tidak kunjung bersua karena kita memang enggan untuk menyapa.
wallahu 'alam

Tidak ada komentar: